kriminol.comKasus perampokan bank terbesar selalu menjadi perhatian dunia karena melibatkan jumlah uang yang sangat besar serta strategi yang luar biasa. Dari aksi pencurian yang dilakukan dengan senjata hingga kejahatan siber yang canggih, sejarah mencatat berbagai kasus perampokan yang mengguncang sistem keuangan global.

Artikel ini akan membahas beberapa kasus perampokan bank terbesar dalam sejarah, modus operandi yang digunakan, serta dampaknya terhadap industri perbankan dan keamanan finansial.

Baca Juga: 10 Kasus Kriminal Paling Brutal dalam Sejarah

1. Perampokan Bank Terbesar di Dunia

a. Perampokan Central Bank of Iraq (2003)

Salah satu kasus perampokan bank terbesar terjadi di Bank Sentral Irak pada tahun 2003, ketika Saddam Hussein dilaporkan memerintahkan pencurian sekitar $920 juta. Uang ini dikeluarkan dalam bentuk tunai dengan alasan keamanan, tetapi sebagian besar dana tersebut hilang dan tidak pernah ditemukan.

b. Banco Central, Fortaleza, Brasil (2005)

Pada tahun 2005, sekelompok penjahat menggali terowongan sepanjang 78 meter untuk masuk ke dalam Banco Central di Fortaleza, Brasil. Mereka berhasil mencuri $70 juta tanpa meninggalkan jejak. Kejahatan ini menjadi salah satu perampokan bank terbesar di Brasil dan menginspirasi berbagai film serta serial kriminal.

c. Perampokan Bank Inggris – Knightsbridge Security Deposit (1987)

Kasus perampokan bank terbesar di Inggris terjadi di Knightsbridge Security Deposit pada tahun 1987. Pelaku utama, Valerio Viccei, seorang kriminal asal Italia, berhasil menyusup ke dalam bank dan mengosongkan deposit box yang berisi sekitar $98 juta dalam bentuk uang tunai dan barang berharga.

Baca Juga: Serial Killer Terkejam Sepanjang Masa

2. Modus Operandi Perampokan Bank

a. Perampokan Fisik dengan Senjata

Metode ini sering digunakan pada dekade sebelumnya, di mana sekelompok perampok masuk ke dalam bank dengan senjata dan menyandera pegawai serta nasabah. Contoh paling terkenal adalah perampokan Lloyds Bank di London pada tahun 1971, yang dilakukan dengan cara membobol brankas menggunakan alat berat.

b. Perampokan dengan Terowongan

Sebagian besar kasus perampokan bank terbesar menggunakan strategi menggali terowongan bawah tanah untuk menghindari sistem keamanan. Seperti kasus di Banco Central Fortaleza dan Banco Rio di Argentina (2006), yang dilakukan dengan metode serupa.

c. Perampokan Digital (Cyber Crime)

Dalam era modern, perampokan bank terbesar sering terjadi melalui serangan siber. Salah satu contohnya adalah pembobolan rekening bank melalui malware yang dilakukan oleh kelompok kriminal internasional. Salah satu kasus terbesar adalah peretasan Bank Bangladesh (2016) yang melibatkan pencurian $81 juta melalui sistem SWIFT.

3. Dampak Perampokan Bank terhadap Keamanan Finansial

a. Peningkatan Sistem Keamanan Bank

Kasus perampokan bank terbesar telah mendorong industri perbankan untuk meningkatkan sistem keamanan mereka, baik secara fisik maupun digital. Saat ini, bank menggunakan teknologi enkripsi canggih, CCTV, dan sistem alarm otomatis untuk mencegah perampokan.

b. Kerugian Finansial Besar-Besaran

Perampokan bank tidak hanya merugikan bank, tetapi juga nasabah. Banyak kasus di mana uang yang dicuri tidak dapat dikembalikan, sehingga bank harus mengganti kerugian nasabah.

c. Perubahan Regulasi Perbankan

Akibat perampokan bank terbesar, banyak negara menerapkan regulasi ketat dalam sistem keuangan mereka. Salah satu contohnya adalah kebijakan anti pencucian uang dan pengawasan transaksi keuangan yang lebih ketat.

4. Perampokan Bank di Indonesia

a. Perampokan Bank CIMB Niaga (2010)

Salah satu kasus perampokan terbesar di Indonesia terjadi pada tahun 2010, ketika kelompok bersenjata merampok Bank CIMB Niaga di Medan. Mereka berhasil membawa lari uang tunai senilai miliaran rupiah sebelum akhirnya tertangkap oleh kepolisian.

b. Perampokan Bank Danamon (2017)

Pada tahun 2017, kasus perampokan di Bank Danamon, Jakarta juga menjadi perhatian. Pelaku berhasil menyusup ke dalam sistem perbankan dan mencuri dana secara digital, menunjukkan bahwa kejahatan siber menjadi ancaman besar bagi dunia perbankan di Indonesia.