kriminol.com – Kalau kita bicara soal tokoh kriminal paling terkenal dalam sejarah Amerika, nama Al Capone pasti langsung muncul di benak. Sosok ini begitu legendaris karena sepak terjangnya di dunia kejahatan, terutama saat era larangan alkohol di Amerika. Tapi jangan salah, Al Capone bukan cuma sekadar penjahat kelas kakap. Ia juga jadi simbol bagaimana kejahatan bisa dibungkus dengan citra glamor dan cerdik.

Baca Juga: 10 Kasus Kriminal Paling Brutal dalam Sejarah

Awal Kehidupan Al Capone

Alphonse Gabriel Capone, atau yang lebih dikenal sebagai Al Capone, lahir di Brooklyn, New York, tahun 1899. Ia berasal dari keluarga imigran asal Italia. Masa kecilnya terbilang biasa saja, tidak langsung jadi penjahat. Tapi lingkungan tempat ia tumbuh memang keras, dan perlahan membentuk karakternya yang tak segan melakukan kekerasan demi bertahan hidup.

Al Capone sempat sekolah, tapi tidak sampai lulus. Ia dikeluarkan karena menyerang gurunya. Dari situlah ia mulai terlibat dalam dunia jalanan, ikut geng kecil, lalu makin lama makin dalam ke dunia kriminal. Gaya kepemimpinannya yang karismatik membuatnya cepat naik daun.

Pindah ke Chicago dan Awal Dominasi

Langkah besar dalam hidup Al Capone terjadi saat ia pindah ke Chicago. Di kota ini, ia bekerja untuk Johnny Torrio, bos mafia yang cukup berpengaruh waktu itu. Setelah Torrio pensiun karena terluka dalam upaya pembunuhan, Al Capone mengambil alih operasinya. Nah, di sinilah nama Al Capone mulai benar-benar meledak.

Chicago saat itu seperti ladang emas bagi para gangster. Apalagi sejak diberlakukannya kebijakan Prohibition, yaitu larangan produksi dan distribusi alkohol. Banyak orang yang tetap ingin minum, dan inilah yang dimanfaatkan oleh Capone. Ia membangun jaringan penyelundupan dan penjualan alkohol ilegal yang sangat luas.

Baca Juga: 12 Kasus Kriminal Paling Terkenal yang Pernah Terjadi

Bisnis Haram yang Dikelola dengan Profesional

Meski bisnisnya ilegal, Al Capone menjalankannya seperti perusahaan profesional. Ia punya tim keuangan, petugas keamanan, bahkan jaringan informasi. Semuanya diatur dengan rapi. Keuntungannya? Jangan ditanya. Kabarnya, dalam satu tahun, bisnis Al Capone bisa menghasilkan jutaan dolar.

Yang menarik, Al Capone juga pandai membangun citra. Ia sering menyumbang untuk kegiatan sosial, memberi makan gratis untuk orang miskin, bahkan bersikap ramah di depan publik. Banyak warga Chicago yang justru menyukai dia karena dianggap sebagai “Robin Hood modern”.

Kekerasan Jadi Alat Utama

Tapi tentu saja, dunia Al Capone tidak bisa lepas dari kekerasan. Untuk menguasai pasar alkohol ilegal dan mengalahkan saingan, ia sering menggunakan cara brutal. Salah satu peristiwa paling terkenal adalah Pembantaian Hari Valentine tahun 1929. Dalam kejadian itu, tujuh anggota geng saingan dibantai di siang bolong oleh orang-orang Capone yang menyamar sebagai polisi.

Meski Capone tidak pernah secara langsung terbukti terlibat dalam kejadian itu, publik tahu siapa dalangnya. Kekerasan jadi ciri khas dari bagaimana Al Capone menjalankan kekuasaan. Siapa pun yang mengganggu bisnisnya bisa saja “menghilang”.

Al Capone dan Politik Kotor

Al Capone bukan cuma jago di jalanan, tapi juga piawai bermain di balik layar politik. Ia punya banyak “teman” di kepolisian, pengadilan, dan bahkan di pemerintahan lokal. Uang suap mengalir ke mana-mana demi memastikan operasinya berjalan mulus.

Inilah yang bikin ia sulit disentuh hukum. Meskipun semua orang tahu dia adalah bos kejahatan, tapi bukti-bukti hukum selalu lemah atau hilang di pengadilan. Baru setelah pemerintah federal turun tangan, Capone mulai terdesak.

FBI Turun Tangan

Akhirnya, bukan karena pembunuhan atau penyelundupan alkohol, Al Capone dijerat lewat kasus penggelapan pajak. Ini agak ironis, mengingat semua kejahatan besar yang ia lakukan. Tapi begitulah akhirnya ia dijebloskan ke penjara.

Pada tahun 1931, Al Capone dijatuhi hukuman 11 tahun penjara. Ia sempat dipindahkan ke penjara Alcatraz, yang terkenal sebagai penjara paling ketat di Amerika. Di sana, pengaruh Capone sangat terbatas. Ia tidak lagi bisa mengatur jaringan bisnisnya dari balik jeruji seperti di penjara sebelumnya.

Akhir Hidup Al Capone

Setelah beberapa tahun di penjara, kondisi kesehatan Al Capone makin menurun. Ia menderita sifilis yang tidak diobati sejak muda. Penyakit ini akhirnya memengaruhi otaknya dan membuatnya mengalami gangguan mental. Pada tahun 1939, ia dibebaskan lebih awal karena alasan kesehatan.

Setelah bebas, Al Capone hidup relatif tenang di rumahnya di Florida. Tapi ia bukan lagi sosok yang ditakuti seperti dulu. Ia meninggal pada tahun 1947 dalam usia 48 tahun. Meski hidupnya tidak panjang, warisan cerita tentang dirinya bertahan hingga hari ini.

Gaya Hidup dan Popularitas di Media

Salah satu alasan kenapa Al Capone begitu dikenal adalah karena ia sangat menonjol di media. Berita tentang dirinya sering muncul di surat kabar. Ia bahkan pernah difoto mengenakan jas mewah dan cerutu sambil tersenyum, seolah-olah bukan seorang penjahat.

Media pada zaman itu seperti memberi panggung buat Capone. Ia menjadi semacam selebritas. Ini bikin banyak orang penasaran dan bahkan mengidolakan sosoknya. Hollywood pun tidak tinggal diam. Banyak film dan serial terinspirasi dari kisah hidupnya.

Warisan dan Pengaruh Al Capone

Hingga kini, nama Al Capone masih jadi simbol kejahatan terorganisir. Ia disebut-sebut sebagai contoh paling nyata dari bagaimana seorang gangster bisa menguasai kota dan bermain cantik di tengah sistem hukum yang korup. Dalam banyak kasus, nama Al Capone bahkan jadi inspirasi tokoh mafia di film dan buku.

Di sisi lain, keberadaannya juga memicu reformasi besar dalam penegakan hukum. Pemerintah Amerika mulai menyadari bahwa melawan organisasi kriminal tidak bisa setengah-setengah. Harus lewat kerja sama antara lembaga, regulasi ketat, dan tentu saja sistem perpajakan yang jeli.

Al Capone dan Dunia Kriminal Modern

Meski zaman sudah berubah, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah Al Capone. Misalnya, soal bagaimana sistem yang longgar bisa dimanfaatkan oleh pelaku kriminal. Juga bagaimana citra bisa dimainkan sedemikian rupa agar penjahat terlihat seperti pahlawan.

Dunia kriminal saat ini mungkin lebih canggih dan tersembunyi, tapi prinsip dasarnya masih sama. Kekuasaan, uang, dan informasi adalah senjata utama. Dan itu semua sudah dilakukan oleh Al Capone hampir seabad yang lalu.